Foto Paling Menyedihkan

Burung bangkai menunggu kematian sang bocah

Asik berselancar ke berbagai link di dunia maya, saya menemukan beberapa foto yang jujur saja baru tau sekarang. Miris, sedih, terharu, dan malu semua berbaur menjadi satu ketika melihat foto-foto tersebut. Betapa bersyukurnya kita -para kompasianer- ternyata JAUH lebih beruntung ketimbang mereka yang nestapa.

  

Gerobakku istanaku 

 

Kita masih sempat mendapatkan bagaimana rasanya tinggal dalam keluarga yang nyaman, rumah nan asri, makan minum enak, mudahnya mencari uang, memiliki waktu santai, menulis di blog, shoping, dan lain sebagainya. Namun tak jarang kita gampang mengeluh untuk sesuatu hal sepele yang sebenarnya sanggup kita atasi.

  

Kontras sekali dengan anak-anak kita

 

Kita terkadang cengeng, manja, kolokan dan sesekali menjadi arogan hanya untuk menuntut kekurangan tadi. Misalnya uring-uringan waktu login Kompasiana error. Bagaimana dengan manusia-manusia malang di foto ini? Makan dan hidup layak saja sepertinya sudah tidak sanggup.

 

Menggosok gigi dengan air kali

Ah, kalau selalu melihat ke atas memang membuat kita lupa bersyukur. Maka seringlah melihat ke bawah atau minimal lingkungan miskin di sekitar kita, bahwa ternyata kita sekali lagi, masih lebih beruntung dari mereka.

 

2,5% penghasilan kita ada rejeki mereka

 

# Indonesia banyak dihuni kaum fakir bukan cuma karena pemerintahnya yang tamak dan rakus menggerogoti kekayaan negara, tetapi ada peran andil kita yang cuek serta kurang peduli.

Sumber