expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Tuesday, 14 August 2012

Troubleshooting Hardware dan Software

Pengertian Troubleshooting
Dalam dunia komputer, segala sesuatu masalah yang berhubungan dengan komputer disebut Troubleshooting dan timbulnya masalah dalam komputer tentu ada sebabnya. Pada kesempatan ini kita akan sedikit belajar untuk mendeteksi masalah pada komputer Anda terutama yang berhubungan dengan Hardware.
Untuk permasalahan dengan Software sebaiknya Anda lakukan pendeteksian sederhana dahulu seperti pemeriksaan file-file yang berhubungan dengan Software atau spesifikasi permintaan (requirement) dari Software. Apabila permasalahannya cukup rumit, sebaiknya Anda install ulang saja Software tersebut, karena akan terlalu rumit untuk memperbaiki sebuah Software, sedangkan untuk permasalahan dengan Brainware, penulis hanya dapat memberikan saran “istirahat dulu deh, he…”.
2.2 Pengertian Hardware
Perangkat keras (hardware) merupakan salah satu element dari sistem komputer, suatu alat yang bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung, yang mendukung proses komputerisasi. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan perangkat keras. Merupakan perangkat yang dapat kita lihat dan dapat kita sentuh secara fisik, seperti perangkat perangkat masukan, perangkat pemroses, maupun perangkat keluaran. Peralatan ini umumnya cukup canggih. Dia dapat bekerja berdasarkan perintah yang ada padanya, yang disebut juga dengan instruction set. Dengan adanya perintah yang dimengerti oleh mesin, maka perintah tersebut melakukan berbagai aktifitas kepada mesin yang dimengerti oleh mesin tersebut sehingga mesin bisa bekerja berdasarkan susunan perintah yang didapatkan olehnya.terdapat beberapa komponen dasar komputer yang wajib dimiliki agar beroprasi dengan baik.perangkat keras yang wajib dimiliki adalah:
1. monitor : perangkat keras yang berguna untuk memvisualisasikan output dari proses yang terjadi di PC,
2. Keyboard : alat input terpenting yang digunakan untuk memasukkan karakter huruf, angka, maupun perintah-perintah khusus ke komputer.
3. Motherboard : tempat melekatnya berbagai komponen komputer. Motherboard sebagai media komunikasi antara CPU, memory, BIOS, CMOS, perangkat video, perangkat suara, perangkat penyimpan data, Chipset, dan masih banyak lagi.
4. Memory : dimanfaatkan untuk menyimpan data secara sementara atau dalam jangka watu yang lama. RAM adalah jenis perangkat yang sangat menentukan kinerja komputer. Pada saat pertama kali komputer dinyalakan proses yang terjadi adalah inisialisai semua perangkat dan selanjutnya informasi ini akan disimpan di RAM.
5. RAM memiliki banyak fungsi, akan tetapi yang terpenting adalah menimpan hasil eksekusi program dan sistem driver dari perangkat keras yang digunakan.
6. Harddisk : media penyimpanan yang dibangun dari satu atau lebih piringan metal yang diatur secara horizontal terhadap poros putaran piring tersebut.

Teknik dalam Troubleshooting
Terdapat dua macam teknik dalam mendeteksi permasalahan dalam komputer, yaitu teknik Forward dan teknik Backward. Untuk lebih mengenal kedua teknik tersebut, ada baiknya kita bahas terlebih dahulu definisi dari masing-masing teknik tersebut.
1. Teknik Forward
Sesuai dengan namanya, maka dalam teknik ini segala macam permasalahan dideteksi semenjak awal komputer dirakit dan biasanya teknik ini hanya digunakan oleh orang-orang dealer komputer yang sering melakukan perakitan komputer. Pada teknik ini hanya dilakukan pendeteksian masalah secara sederhana dan dilakukan sebelum komputer dinyalakan (dialiri listrik). Untuk mempermudah silakan simak contoh berikut :
 Setelah komputer selesai dirakit, maka dilakukan pemeriksaan pada semua Hardware yang telah terpasang, misalnya memeriksa hubungan dari kabel Power Supply ke soket power pada Motherboard.
 Untuk casing ATX, kita periksa apakah kabel Power Switch sudah terpasang dengan benar.
 dsb.

2. Teknik Backward
Hampir sama dengan teknik sebelumnya, teknik Backward adalah teknik untuk mendeteksi kesalahan pada komputer setelah komputer dinyalakan (dialiri listrik). Teknik lebih banyak digunakan karena pada umumnya permasalahan dalam komputer baru akan timbul setelah “jam terbang” komputernya sudah banyak dan ini sudah merupakan hal yang wajar. Dapat kita ambil beberapa contoh sebagai berikut  Floppy Disk yang tidak dapat membaca disket dengan baik.
Komputer tidak mau menyala saat tombol power pada casing ditekan.
dsb.

Tabel Pendeteksian Masalah
Setelah penjelasan sederhana dari kedua teknik tersebut penulis akan membahas lebih dalam lagi ke teknik Backward, karena bagi pengguna komputer rumahan tentunya teknik ini lebih banyak akan digunakan ketimbang teknik Forward. Untuk lebih mempermudah dalam pendeteksian masalah pada komputer Anda, silakan simak tabel berikut :

No Komponen Pendeteksian Masalah
1 Power Supply Analisa Pengukuran
2 Motherboard
3 Speaker
4 RAM Analisa Suara
5 VGA Card + Monitor
6 Keyboard Analisa Tampilan
7 Card I/O
8 Disk Drive
9 Disket

Analisa Pengukuran
Pada tahapan ini, pendeteksian masalah dengan cara mengukur tegangan listrik pada komponen nomor 1 sampai 3. Gunakan alat bantu seperti multitester untuk mengukur tegangan yang diterima atau diberikan komponen tersebut.
Contoh : Mengukur tegangan listrik yang diterima oleh Power Supply, lalu mengukur tegangan yang diberikan oleh Power Supply ke komponen lainnya.

Analisa Suara
Pada tahapan ini pendeteksian masalah menggunakan kode suara (beep) yang dimiliki oleh BIOS dan dapat kita dengar lewat PC Speaker. Pastikan kabel PC Speaker sudah terpasang dengan baik. Kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 4 dan 5. Untuk mempermudah pengenalan kode suara tersebut, silakan simak keterangan berikut :
 Bunyi beep pendek satu kali, artinya sistem telah melakukan proses Boot dengan baik.
 Bunyi beep pendek 2 kali, artinya ada masalah pada konfigurasi atau seting pada CMOS.
 Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 1 kali, artinya ada masalah pada Motherboard atau DRAM.
 Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 2 kali, artinya ada masalah pada monitor atau VGA Card.
 Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 3 kali, artinya ada masalah pada Keyboard.
 Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 9 kali, artinya ada masalah pada ROM BIOS.
 Bunyi beep panjang terus-menerus, artinya ada masalah di DRAM.
 Bunyi beep pendek terus-menerus, artinya ada masalah penerimaan tegangan (power).
 Pada beberapa merk Motherboard akan mengeluarkan bunyi beep beberapa kali apabila temperatur processornya terlalu tinggi (panas).
Catatan : kode bunyi beep diatas berlaku pada AWARD BIOS, untuk jenis BIOS yang lain kemungkinan memiliki kode bunyi beep yang berbeda.

Analisa Tampilan
Pada tahapan ini pendeteksian masalah cenderung lebih mudah karena letak permasalahan dapat diketahui berdasarkan pesan error yang ditampilkan di monitor. Kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 6 sampai 9.
Contoh : Pada saat komputer dinyalakan tampil pesan Keyboard Error, maka dapat dipastikan letak permasalahan hanya pada Keyboard.

Cara Cepat Mengenali Troubleshooting
 Apabila terjadi masalah dan sistem masih memberikan tampilan pesan pada monitor atau disertai dengan bunyi beep 1 atau 2 kali, maka kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 6 sampai 9, yaitu pada Keyboard, Card I/O, Disk Drive dan Disket.
 Apabila terjadi masalah dan sistem memberikan kode bunyi beep lebih dari 2 kali, maka kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 4 dan 5, yaitu RAM, VGA Card dan Monitor.
 Sedangkan untuk masalah yang tidak disertai pesan pada monitor atau kode bunyi beep, kemungkinan besar letak permasalahan ada di komponen nomor 1 dan 2, yaitu Power Suplly dan Motherboard.
Dengan kedua macam teknik dalam pendeteksian maslah dalam komputer tersebut, tentunya akan lebih memperkaya pengetahuan kita di bidang komputer, jadi jika suatu saat terdapat masalah pada komputer Anda kita dapat melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum membawa ke tempat servis, kalaupun harus membawa ke tempat servis kita sudah mengerti letak permasalahannya, jadi kita tidak dibohongi oleh tukang servis yang nakal
Dengan pemahaman troubleshooting komputer yang lebih dalam tentunya akan lebih mempermudah kita untuk mengetahui letak permasalahan dalam komputer dan tentunya akan lebih menyenangkan apabila kita dapat memperbaiki sendiri permasalahan tersebut. Semoga pembahasan sederhana tentang troubleshooting ini dapat bermanfaat, selamat mencoba dan terima kasih.

Troubleshooting Hardware Software
Permasalahan:PC tidak aktif sama sekali,tidak adanya respon dari CPU dan monitor.Lampu led pada pwer CPU dan Monitor tidak menyala/mati.
Analisa:Power Supply tidak aktif atau mati
Solusi:Ganti Power supply dengan yang baru.
Permasalahan:Ketika di power on tidak ada respon dari CPU akan tetapi monitor menyala.CPU mati total,lampu led yang ada di mainboard mati dan colling fan mati.
Analisa:Mainboard rusak atau mati
Solusi:Ganti mainboard yang mati dengan yang hidup,tetapi disesuaikan dengan processor yang dia pakai.
Permasalahan:CPU suka merestart tiba-tiba atau mendadak
Analisa:Mainboard,RAM,chipset dan perangkat tambahan kotor
Solusi:Bersihkan mainboard,RAM,Chipset dan perangkatt tambahan seperti hardisk
Permasalahan:Ketika menyalakan monitor,tampak garis-garis vertical berada dalam monitor
Analisa:Fan yang berada di VGA AGP tidak menyala atau hidup
Solusi:Ganti VGA AGP yang mati dengan yang masih hidup.
Permasalahan:Program Winamp berjalan dengan baik,equilezzernya pun berjalan akan tetapi sound card tidak mau mengeluarkan suara.
Analisa:Soundcard rusak
Solusi:Ganti soundcard yang rusak dengan yang masih hidup/mengeluarkan suara.ganti soundcard dengan souncard slot PCI
Permasalahan:Ketika CPU di power on terdengar bunyi beep 1 kali akan tetapi panjang sekali
Analisa:RAM Rusak
Solusi:Ganti RAM yang rusak dengan RAM yang baru
Permasalahan:CPU menyala akan tetapi monitor tidak mau menyala,dan menampilkan pesan No signal,padahal kabel sudah terkoneksi ke port VGA
Analisa:Kabel yang menghubungkan ke port VGA rusak atau agak terputus
Solusi:Membongkar Monitor dan mengganti kabel yang menhubungkan VGA dengan yang masih baik
Permasalahan:CPU ketika di power on menyala akan tetapi tidak lama kemudian hang atau tidak merespon sama sekali.
Analisa:Colling Fan untuk pendingin processor mati
Solusi:Ganti colling Fan pendingin processor dengan yang masih baik.
Permasalahan:Mouse simbadda dengan kabel USB dan port ps/2,cursor tidak mau berjalan ketika mouse di tancapkan ke port ps/2 akan tetapi cursor mouse berjalan jika mouse di tancapkan ke USB
Analisa:Port ps/2 rusak
Solusi:Ganti port ps/2 yang lama dengan port ps/2 dengan slot PCI yang masih bagus atau berfungsi
Permasalahan:Lupa password sistem yang harus diketikan ketika menyalakan PC
Analisa:Password salah
Solusi:Ambil batere CMOS yang berada di mainboard kemudian masukan lagi seperti halnya tadi.
Permasalahan:Printer kelihatan mencetak, namun tidak ada sesuatu yang tertulis diatas kertas
Analisa:Printer error
Solusi:Lepaskan head dan catridge dari printer. Pisahkan catridge tinta dari head .Ambil air panas, tuangkan dalam mangkok.Celupkan ujung head ke dalam air panas yang ada dalam mangkok. Goyang -goyangkan head tersebut hingga tinta yang ada di dalam head mencair. diatas dengan air panas yang baru hingga air panas yang baru tetap bening (tidak terkontaminasi tinta yang keluar dari head). Keringkan head dengan kain yang halus hingga benar-benar kering. Satukan kembali catridge tinta dengan head.. Pasang kembali head dan catridge ke printer dan cobalah untuk mencetak
Permasalahan:Habis beli computer baru……lalu install ulang computer dengan OS windows XP service pack 2…..tetapi ketika ingin install drivernya…..tiba2 tidak mau di install….??
Analisa:Driver yang digunakan tidak support dengan XP akan teapi Vista
Solusi:Masuk ke halaman web lalu cari driver yang sesuai akan tetapi supprt dengan windows XP setelah itu download driver tersebut.
Permasalahan:Pada tampilan windows ketika kami meng-cut folder dari direktori 1 ke direktori 2,dan kami me-pastenya berjalan lancer akan tetapi folder yang dari direktori 1 masih ada…tidak hilang…dalam windows normal biasanya folder hilang? Kalau virus padahal telah memakai antivirus AVG
Analisa:Terjangkit Virus
Solusi:Uninstall antivirus yang sebelumnya digunakan,lalu install anti virus yang membersihkan luarnya seperti PC MAV setelah intu install antivirus untuk membersihkan dalam seperti kapersky atau mcafee.
Permasalahaan:Komputer tidak muncul di Network Neighborhood atau My Network Places
Analisa :Jaringan Error
Solusi:Periksa…..Apakah fitur “Microsoft File and Printer Sharing” telah terinstall? Cek fitur ini melalui Control Panel -> Network Connections -> Local Area Connection,lau ping dengan jaringan setelah itu sharing data….
Permasalahan:Ketika Kami mengistall program Microsoft office 2003 tiba2 muncul tulisan data uncured please insert your cd
Analisa:Ada sebagian data yang hilang
Solusi:Ganti dengan CD yang baru dan tidak bajakan…
Permasalahan:Ketika kami ingin mencabut flasdisk dan safely remove hardware tiba2 muncul tulisan problem ejecting USB storage device
Analisa :Masih ada program yang berjalan
Solusi:Hentikan semua program yang kita jalankan termasuk scanning virus……kalau tidak bias juga,di dalam flasdisk terdapat virus mungkin discan dulu lalu di remove.
Permasalahan:Ketika memasang jaringan dengan 2 komputer tiba2 di tampilan taskbar terdapat tulisan unplug
Analisa:Kabel yang dipasang tidak benar
Solusi:Cek atau periksa kabel jaringan yang digunakan,lalu periksa mode pemasanganya straight atau cross
Permasalahan:Ketika kita akan menjalanka program command promt atau CMD yang kita ketikan pada run tiba-tiba tidak muncul program tersebut
Analisa:Ada system yang terinfeksi dengan Virus
Solusi:Repair computer tersebut dengan CD OS yang sebelumnya digunakan.
Permasalahan:ketika main game tiba-tiba suara sound mati dan tampilan berjalan dengan tersendat sendat
Analisa:RAM tidak mencukupi
Solusi:Tambahkan memory ke yang lebih tinggi
Read More..

Panduan Praktis Instalasi Wireless LAN

Panduan ini disusun berdasarkan pengalaman (best practice) instalasi Wireless LAN (WLAN) terutama pada band plan 2.4 Ghz dengan menggunakan teknologi WiFi atau standar 802.11 a/b/g. Walau demikian, secara umum panduan ini dapat digunakan untuk instalasi WLAN, WiMAX maupun teknologi sejenis untuk transmisi komunikasi data pada band plan yang lain seperti 900 Mhz, 2,5 Ghz, 2,7 Ghz, 3,3 Ghz, 3,5 Ghz, 4,9 Ghz, 5.2 Ghz, 5.8 Ghz maupun 7 Ghz.
Peralatan
Tim implementasi dan instalasi WLAN selain harus memiliki pengetahuan dan juga keterampilan yang baik harus dilengkapi pula dengan peralatan yang memadai untuk mempercepat pelaksanaan tugasnya. Peralatan yang dibutuhkan cukup sederhana dan tidak harus mahal asalkan memiliki reputasi kualitas yang teruji di lapangan.
1. Kompas dan peta topografi
2. Penggaris dan busur derajat
3. Pensil, penghapus, alat tulis
4. GPS, altimeter, klinometer
5. Kaca pantul dan teropong
6. Papan jalan (alas menulis)
7. Radio komunikasi 2 arah (Handy Talkie – HT)
8. Wireless Access Point (AP) / Client Premise Equipment (CPE) dan pigtail atau
9. Wireless PC Card, pigtail dan PCI / ISA adapter
10. Multimeter, SWR, cable tester, solder, timah, tang potong kabel
11. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley (katrol)
12. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel (silicon), TBA, unibell, selang bakar, senter (flash light)
13. Kabel power (roll), kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor RJ45
14. Software Wireless Access Point Manager dan Utility yang sesuai
15. Komputer (PC atau disarankan laptop) dan Operating System (disesuaikan).
Survey Lokasi
Salah satu faktor yang paling menentukan di dalam implementasi dan instalasi WLAN adalah lokasi yang ideal. Berbagai hal harus diperhatikan seperti kontur permukaan tanah (topografi), ketinggian tanah/lokasi, Line of Sight (LOS), potensi obstacel dan pemetaan stasiun transmisi (BTS) lain (eksisting) disekitarnya.
1. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas pada peta (kompas manual lebih akurat dibandingkan GPS)
2. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstacle) sepanjang path
3. Hitung SOM, fade margin, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone serta ketinggian antena (link budget analysis)
4. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test noise serta interferensi
5. Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam instalasi
6. Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi (lokasi cadangan) dan pemindahan letak alat apabila kondisi kurang optimal
7. Gunakan software Radio Mobile (RMW) http://www.cplus.org/rmw/english1.html untuk perhitungan Link Budget Analysis, proyeksi pemetaan topografi dan untuk simulasi visual radiasi pancaran gelombang radio.
Pemasangan Konektor
Titik sambungan antara perangkat WLAN, pigtail, kabel transmisi dan antena adalah konektor. Di dalam transmisi sinyal radio, titik sambungan harus diperhatikan dengan cermat. Pemasangan yang baik akan meningkatkan performa sistem, sebaliknya bila pemasangannya buruk akan menimbulkan kerugian seperti peningkatan antenuasi dan redaman sinyal bahkan tidak jarang menjadi penyebab interferensi hingga yang fatal yaitu rembesan air (hujan, embun) sehingga mengakibatkan short (korsleting).
1. Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 tipe 9913 (atau yang setara), perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2. Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro (Ghz) adalah pada permukaan penampang kabel bukan di dalam kabel
3. Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan masalah kerapian
4. Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
5. Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah bergeser
6. Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran dan interferensi, posisi harus menempel pada permukaan konektor
7. Lapisi konektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektor dengan isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa saluran air atau kabel listrik instalasi rumah)
8. Tutup seluruh permukaan dengan isolator karet (atau selang bakar) untuk mencegah perembesan air hujan
9. Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10. Konektor terbaik adalah model hexa (crimping) tanpa solderan dan drat sehingga sedikit melukai permukaan kabel, yang dipasang dengan menggunakan crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti isolator karet.
Pembuatan POE
Salah satu cara untuk meningkatkan performa sistem transmisi WLAN adalah dengan mengurangi atenuasi dan kerugian redaman sinyal akibat pemakaian kabel transmisi yang terlalu panjang. Sehingga ada kecenderungan untuk menempatkan perangkat WLAN sedekat mungkin dengan antena. Salah satu teknik yang banyak digunakan oleh para teknisi adalah dengan membangun rumah monyet di atas tower sedekat mungkin dengan antena, sebagai tempat perangkat WLAN. Rumah monyet ini akan dilengkapi dengan blower (kipas angin) pendingin dan kabel power (AC) yang ditarik dari station di bawah. Akan tetapi, rumah monyet dan kabel power semacam ini sering menjadi beban sehingga vendor memberikan solusi jenis perangkat WLAN outdoor yang sudah dilengkapi pelindung cuaca dan sistem catu daya melalui POE (Power Over Ethernet). Akan tetapi pada prinsipnya perangkat jenis indoor yang umumnya lebih murah, dapat dilengkapi dengan sistem POE melalui modifikasi.
1. Power over ethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke perangkat Wireless AP / CPE yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan konektor
2. POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi + (positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena kabel loss
3. Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE adalah bagaimana cara mencegah terjadinya short, karena kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser atau tertarik, tetesi dengan lilin atau isolator gel agar setiap titik sambungan terlindung dari short
4. Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter
5. Kabel UTP untuk menyalurkan POE mengakibatkan kerugian daya, sehingga pada beberapa jenis Wireless AP / CPE perlu diganti dengan Catu Daya atau Adaptor dengan Daya (Ampere) yang lebih besar agar power yang dipasok tidak “habis” di tengah jalan akibat faktor redaman dan atenuasi sepanjang kabel UTP.
Instalasi Perangkat Radio
Setiap perangkat WLAN memiliki spesifikasi dan karakteristik yang berbeda. Hanya teknisi yang berpengalaman serta memiliki pengetahuan luas tentang aneka produk saja yang mampu menentukan apa merk, jenis, tipe perangkat terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pada saat instalasi. Perangkat WLAN adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan instalasi. Pemilihan perangkat dan konfigurasi yang kurang tepat akan mengakibatkan rendahnya performa yang didapatkan serta mungkin terjadi kegagalan instalasi. Beberapa perangkat mungkin ada karakteristik tertentu yang membutuhkan perlakuan khusus, misalnya sensitif terhadap stabilitas pasokan daya listrik atau tipe tertentu harus dilakukan upgrade firmware.
1. Pasang Wireless AP/CPE/PC Card dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik dan pastikan semua driver serta utility dapat bekerja sempurna
2. Instalasi pada beberapa OS memerlukan driver terbaru dari web site dan atau upgrade firmware, sebagian tersedia di CD, sebagian tidak memerlukan driver, sebagian perlu driver PCMCIA, sebagian dapat menimbulkan konflik, hapus dirver yang bermasalah dari sistem dan pastikan semua berjalan sempurna
3. Instalasi pada PC dengan jenis radio PC Card menggunakan beberapa jenis OS memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebih baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak diperlukan (lebih mudah menggunakan jenis Wireless AP/CPE)
4. Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk instalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya
5. Apabila terus menerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi efisiensi lakukan instalasi menggunakan OS yang lebih mudah, pasti dan sedikit masalah
6. Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena helical, pastikan semua fungsi berjalan baik dan stabil
7. Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan stabil.
Perakitan Antena
Beberapa jenis antena tertentu masih harus dirakit atau bahkan mungkin memang homebrew (bikinan sendiri). Pada prinsipnya yang dibutuhkan adalah ketelitian saja. Petunjuk perakitan atau pembuatan biasanya sudah tersedia, tinggal diikuti step by step. Sejumlah hal memang perlu diperhatikan karena menyangkut masalah presisi serta kerapian hasil perakitan. Kerapian ini penting karena akan berpengaruh pada stabilitas pada saat telah dipasang, jangan sampai ada bagian yang goyang bahkan terlepas hanya karena terkena hembusan angin atau guyuran air hujan.
1. Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun omni directional
2. Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3. Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4. Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saat perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5. Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan.
Instalasi Antena
Kedudukan antena juga salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan instalasi WLAN. Posisi dan arah yang tepat, kedudukan yang kuat, stabil dan mantap, akan memudahkan proses pointing untuk memperoleh kualitas transmisi sesuai yang diharapkan. Keterampilan dan pengalaman teknisi akan sangat menentukan.
1. Pasang pipa dengan metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone terlewati terhadap obstacle terdekat
2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat wire guided (spanner/strenght), pasang dudukan kaki untuk memanjat dan anker (anchors) cows tail
3. Cek semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir bila ada
4. Pasang antena dengan rapi dan benar, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai tempat kedudukan BTS di peta
5. Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena
6. Perhatikan dalam memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan bebas jatuh ke bawah
7. Perhatikan kondisi cuaca, angin, mendung, petir, pencahayaan untuk safety.
Pointing Antena
Diperlukan kecermatan dan kesabaran yang tinggi pada saat melakukan pengarahan antena (pointing). Hanya teknisi dengan jam terbang tinggi dan punya pengalaman serta pengetahuan luas yang dapat melaksanakan pekerjaan ini dengan sempurna. Para teknisi pointing pada umumnya memiliki bakat berupa insting yang tajam untuk menentukan arah antena. Alat bantu seperti kompas dan GPS atau software RMW, hanya berfungsi sebagai petunjuk awal. Proses selanjutnya insting lebih berperan.
1. Untuk keperluan pointing umumnya antena dipasang dengan polarisasi horizontal
2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS (kompas secara umum lebih akurat – GPS lebih banyak digunakan untuk menentukan koordinat lokasi untuk dipetakan di dalam perhitungan link budget di software RMW), arah ini kita anggap titik tengah arah (center beam)
3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi (kiri atau kanan). Misalnya antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6 derajat
4. Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan dengan cara mencari nilai average yang terbaik. Parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas link yang bisa dicek misalnya dengan continuous ping dengan beban packet tertentu
5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless AP/CPE tidak memiliki utility grafis untuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb. (kecuali statistik dan PER) melalui console maka agar lebih praktis, untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b/g yang memiliki utility grafis (saat ini sudah jarang karena pada umumnya interface yang tersedia berbasis web, kecuali Mikrotik)
6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta topografi serta hasil pemetaan pada perhitungan link budget di software RMW
7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical untuk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi vertical).
Pengujian Noise
Kita perlu mengetahui tingkat noise pada suatu lokasi untuk mengetahui apakah masih ada slot frequency re-use dan apakah masih memungkinkan dicapai kualitas transmisi seperti yang diharapkan dalam proses instalasi. Dengan mengetahui noise level maka kita akan dapat memutuskan untuk tetap melaksanakan instalasi ataukah harus berkoordinasi dengan operator eksisting, misalnya untuk berbagai pakai BTS. Noise level sebenarnya harus terus dipantau dari waktu ke waktu secara periodik. Sehingga apabila terjadi peningkatan, kita dapat segera mencari tahu permasalahan serta solusi. Noise level juga menggambarkan status daya dukung frekuensi di lokasi tersebut apakah masih cukup atau sudah mengalami kejenuhan (saturated). Akan sangat baik apabila histori noise level ini selalu dicatat oleh semua operator setiap periode dan didokumentasikan penyebab-penyebabnya. Sehingga bisa menjadi satu dasar koordinasi antar operator, pemilik BTS maupun pemain baru yang masuk.
1. Bila semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai lakukan pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default atau bila tersedia fitur setting khusus untuk pointing/setup awal
2. Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain disekitarnya, bila ada dan mencapai good (sekitar 40% – 60%) atau bahkan lebih, maka dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial menimbulkan gangguan bagi station yang sedang kita bangun, pertimbangkan untuk berunding dengan operator BTS / station eksisting tersebut
3. Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
4. Perhitungan standar signal strenght adalah 0% – 40% poor, 40% – 60% good, 60% – 100% excellent. Apabila signal strenght yang diterima adalah 60% akan tetapi noisenya mencapai 20% maka kondisinya adalah poor connection (60% – 20% – 40% poor), maka sedapat mungkin signal strenght harus mencapai 80%
5. Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3% – 7% (dilihat dari utility kalau tersedia fiturnya). PER good berkisar antara 1% – 3% dan excellent dibawah 1%, PER antara BTS dan station client harus seimbang
6. Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk mendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan
7. Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi, misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, putar arah pointing ke BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.
Pengujian Koneksi Radio
Pengukuran noise level dan signal perangkat WLAN pada saat pointing hanya akan memberikan gambaran dari sisi kualitas transmisi radio saja. Sementara di dalam komunikasi data, perlu diukur pula kualitas transmisi packet data keseluruhan. Ini akan menentukan kualitas layanan secara keseluruhan kepada para pengguna.
1. Lakukan pengujian signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada saat ini antena dan kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio
2. Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan, demikian juga enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address station tersebut
3. Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang
4. Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing (tergantung perangkat)
5. Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk Wireless AP/CPE yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device yang menghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dengan IP Address yang telah didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang dipasang di router dapat mengenali radio
6. Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7. Bila telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise level) maka dilakukan uji troughput dengan melakukan koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP server terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan). Pada kondisi ideal average troughput akan seimbang baik saat download maupun up load, maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600 kbps dan per TCP connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8. Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP connection secara simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat dengan harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP connection, maka dapat diaktifkan sekitar 120 session simultan (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600
9. Atau dengan cara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12 concurrent connection dengan troughput per session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai 60 kbps (average) ? bila tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada pada level maksimum
10. Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 MS masih dianggap wajar
11. Beberapa jenis perangkat (misalnya Mikrotik) memiliki utility dan tools yang bisa digunakan untuk mengukur kualitas transmisi data secara keseluruhan (overall performance) yang meliputi kualitas transmisi radio dan troughput packet data.
Mensiasati Interferensi
Di dalam lingkungan self regulated prinsip utamanya adalah shared access (berbagi pakai) sumber daya terbatas yaitu frekuensi. Sehingga interferensi harus diterima sebagai suatu keniscayaan. Akan tetapi, tetap ada batasan hingga sampai tingkatan mana interferensi dapat diterima dan setiap operator dan pengguna dapat berupaya untuk sedapat mungkin atau sebanyak mungkin menghindari interferensi sekaligus juga mencegah dirinya untuk tidak menimbulkan interferensi berlebihan yang dapat mengganggu operator ataupun pengguna yang lain di band plan unlicensed.
1. Bersikap konservatif (membatasi daya pancar – “tidak berteriak”) pada saat mengirim sehingga tidak memonopoli saluran dan bersikap moderat pada saat menerima (menggunakan perangkat dengan sensitifitas tinggi – “memperlebar pendengaran”)
2. Dengan alasan apapun jangan pernah menggunakan penguat daya (amplifier / booster) karena akan mempercepat degradasi performance, daya dukung frekuensi (frequency re-use) sehingga bukan hanya merugikan semua orang namun pada akhirnya kita sendiri juga akan kesulitan memanfaatkan frekuensi secara optimal. Gunakan cara lain untuk mengatasi situasi tanpa harus memakai penguat daya. Amplifier/booster bukanlah solusi akhir dalam kondisi apapun
3. Patuhi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2005 yang pada intinya membatasi daya pancar (output power) perangkat maksimum 100 mw dan EIRP atau overall performance (termasuk gain antena) maksimum 4 watt (36 dbm) serta hanya menggunakan perangkat yang telah lulus uji dan mendapatkan sertifikasi resmi dari Direktorat Standarisasi Ditjen Postel
4. Pasang antena dengan ketinggian maksimum sesuai dengan coverage area yang telah direncanakan melalui perhitungan link budget analysis. Misalnya direncanakan BTS akan memiliki coverage area radius 3 km berdasarkan link budget analysis serta simulasi visual pada software RMW diketahui tinggi maksimum antena adalah 20 m dengan sudut elevasi antena 5 derajat. Tidak ada gunanya memasang antena terlalu tinggi dengan jangkauan (coverage area) yang terlalu jauh melebihi kebutuhan. Justru ini mengakibatkan sistem akan ikut “mendengar” transmisi operator lain yang sesungguhnya tidak perlu “didengar” dan berakibat meningkatnya “noise” yang menurunkan kemampuan layanan kita (degradasi performance dan capacity handling)
5. Memperhatikan dan menghitung perkiraan link budget analysis sistem BTS lain yang ada di sekitarnya untuk mengetahui coverage area dan visualisasi radiasi transmisinya agar diketahui pada titik mana saja akan terjadi overlap atau cross section (perpotongan sinyal transmisi yang saling melemahkan) dengan sistem BTS yang kita rencanakan sehingga bisa dipikirkan cara menghindarinya
6. Menurunkan daya pancar (total EIRP) misalnya dengan menurunkan gain antena untuk mengurangi cross section dan mempersempit coverage area dikombinasi dengan mengatur ketinggian antena
7. Merubah konfigurasi default DTIM, RTS/CTS, Fragmentation Treshold sehingga berbeda dengan sistem BTS lainnya untuk meningkatkan kemampuan CSMA/CA
8. Merubah dan memperkecil MTU (fragmentasi packet) sehingga memungkinkan protokol untuk memperbesar kesempatan berbagi pakai (penjadwalan). Tetapi metode ini dapat menurunkan troughput sistem karena banyaknya antrian. Pada kondisi densitas yang telah jenuh, dapat mengakibatkan degradasi bahkan juga kemacetan akibat banyaknya proses retransmisi packet. Sehingga perlu trial and error untuk mengetahui kombinasi terbaik antara DTIM, RTC/CTS, Fragmentation Treshold dan MTU
9. Berbagi pakai sumber daya BTS milik operator lainnya adalah cara paling tepat untuk mempertahankan daya dukung frekuensi yang terbatas agar tidak menjadi jenuh karena banyaknya BTS yang saling bersaing. Lebih baik memaksimalkan pemanfaatan satu BTS yang digunakan bersama-sama daripada setiap operator memiliki masing-masing BTS tetapi tidak digunakan secara optimal
10. Bersedia setiap saat menurunkan power dan ketinggian antena BTS, mengurangi coverage area menjadi micro cell dan melakukan optimalisasi densitas dan tetap memberi kesempatan kepada pemain baru untuk bergabung
11. Menggunakan band plan atau media transmisi yang berbeda untuk saluran antar BTS (backhaul). Misalnya menggunakan band plan 5.x Ghz atau menggunakan media fiber optic
12. Unlicensed band bukan berarti pada band plan tersebut tidak berlaku aturan. Ada sopan santun dan etika yang tetap harus dijaga. Inti pembebasan suatu band plan adalah memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk mengatur sendiri (self regulated) pemanfaatan frekuensi tanpa perlu harus meminta ijin kepada Pemerintah asal tetap mematuhi koridor teknis (pembatasan daya pancar dan EIRP maksimum) serta menggunakan perangkat resmi yang sudah disertifikasi
13. Bentuk pelaksanaan etika self regulated antara lain memperkuat kerjasama dan berbagi sumber daya, koordinasi antara pemain baru dan lama, menghormati dan mendahulukan infrastruktur eksisting yang telah lebih dulu ada di area tsb.
Membangun Lingkungan Kerjasama
Pembebasan suatu band plan ternyata cenderung disalahartikan oleh pemain yang tidak bertanggungjawab sebagai hak untuk bersikap egois, melakukan segala hal semaunya. Tidak peduli pada pihak lain yang sebenarnya juga memiliki hak yang sama. Berbagai cara akan dilakukan untuk dapat menguasai dan memonopoli pemanfaatan frekuensi, sumber daya alam yang terbatas tersebut hanya untuk kepentingannya sendiri. Akibatnya terjadi situasi chaos, hukum rimba dimana yang kuat memangsa yang lemah. Semua pihak menjadi dirugikan dan frekuensi yang sangat berharga tidak dapat dimanfaatkan secara optimal seperti tujuan semula.
Situasi yang bebas, dimaksudkan untuk mendorong kemandirian masyarakat dan memberdayakan pengguna, operator/pemain, vendor serta para konsultan agar mampu mengelola sendiri sumber daya terbatas frekuensi dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Inilah yang disebut dengan self regulated. Masyarakat merasa ikut memiliki sumber daya frekuensi yang terbatas sebagai aset yang berharga. Dengan kesadaran tersebut maka akan timbul tanggung jawab dan etika untuk mengelola aset tersebut bersama-sama agar dapat dimanfaatkan oleh semua pihak semaksimal mungkin untuk memenuhi berbagai macam kepentingan masyarakat.
Dalam situasi chaos seperti saat ini, solusi apapun, tidak akan bisa berjalan dengan baik kalau komunitasnya tidak akrab, masih saling curiga dan mengedepankan ego serta kepentingan masing-masing. Maka prinsip self regulated itu pada dasarnya adalah seni bagaimana kita menghilangkan egosentrisme dan menciptakan suatu lingkungan kerjasama yang dilandasi etika dan saling percaya diantara pelakunya.
Solusi teknis untuk memperbaiki situasi, akan lebih mudah dilaksanakan apabila ada kesediaan untuk berbagi, bekerjasama dan mendahulukan yang lain. Maka, sebelum bicara solusi teknis, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa syak wasangka antar pihak bisa dihilangkan, semua kepentingan telah dijembatani dan kesediaan untuk mengalah agar dapat terjalin berkolaborasi sehingga semua dapat merasa nyaman.
Untuk mencairkan suasana yang tegang akibat chaos, bisa diawali dengan kegiatan sosial yang akan menciptakan saluran komunikasi dan interaksi baru, misalnya:
1. Pertemuan rutin, gathering, arisan, rujakan, untuk menciptakan keakraban
2. Meningkatkan pengetahuan dan skill untuk mengurangi kesenjangan pemahaman
3. Mulai dibicarakan kemungkinan-kemungkinan kolaborasi, misalnya sharing BTS
4. Bersama-sama memberikan edukasi kepada pengguna
5. Saling tolong menolong dalam implementasi teknis
6. Kegiatan lain yang bermanfaat untuk semua pihak
7. dst. dll.
Apabila aktivitas sosial telah berjalan baik, maka perlahan-lahan diarahkan untuk memulai pembicaraan implementasi teknis yang ideal. Semua pihak yang dihadapi pada dasarnya adalah manusia biasa dan kebanyakan diantara mereka ini melakukan pelanggaran karena alasan ekonomi dan persaingan bisnis atau kepentingan. Maka pendekatan teknis seringkali tidak dapat diterima, walaupun benar. Tantangannya, pendekatan sosial kemanusiaan tentu membutuhkan kesabaran dan proses yang panjang untuk mendapatkan simpati dan meyakinkan semua pihak. Sementara situasi chaos di lapangan membutuhkan suatu solusi yang konkrit dan propgram percepatan sesuai dengan tuntutan kebutuhan.
Masalah persaingan bisnis, mungkin harus dilakukan perubahan paradigma. Perlu meniru model bisnis Free Open Source Software (FOSS) dan bagaimana cara para aktivis menjalankan usahanya. Ternyata lebih manusiawi, penuh kekeluargaan dan saling support serta senantiasa berupaya melakukan kolaborasi, jarang sekali terjadi tabrakan kepentingan atau kompetisi yang tajam.
Read More..

Friday, 3 August 2012

Daftar Lengkap Kode Error Device Manager pada Windows


Daftar Lengkap Kode Error Device Manager pada Windows. Kode error Device Manager merupakan sebuah kode kesalahan khusus yang digunakan untuk membantu pengguna komputer mengatasi permasalahan dengan hardware komputer yang disampaikan melalui Device Manager.
Kesalahan dalam Device Manager tersebut dapat disebabkan karena mengalami masalah pada driver hardware, konflik sumber daya sistem, atau masalah hardware lainnya.

Berikut daftar lengkap Kode Error Device Manager pada Windows :

code-error

No       Kode                                                   Kesalahan

1.     Kode 1                   Perangkat ini tidak dikonfigurasi dengan benar
2.     Kode 3   Driver untuk perangkat ini mungkin rusak, atau sistem anda mungkin kehabisan memori atau sumber daya lainnya
3.     Kode 10                 Perangkat ini tidak dapat memulai
4.     Kode 12                 Perangkat ini tidak dapat menemukan cukup sumber daya gratis yang dapat digunakan. Jika Anda ingin menggunakan perangkat ini, Anda akan perlu untuk menonaktifkan salah satu perangkat lain pada sistem ini
5.     Kode 14                 Perangkat ini tidak dapat bekerja dengan baik sampai Anda me-restart komputer Anda
6.     Kode 16                 Windows tidak dapat mengidentifikasi semua sumber daya perangkat ini menggunakan
7.     Kode 18                 Instal ulang driver untuk perangkat ini
8.     Kode 19                 Windows tidak dapat mulai perangkat keras ini karena informasi konfigurasi (dalam registri) tidak lengkap atau rusak. Untuk memperbaiki masalah ini Anda harus uninstall dan kemudian menginstal ulang perangkat keras
9.     Kode 21                 Windows menghapus perangkat ini
10.   Kode 22                 Perangkat ini dinonaktifkan
11.   Kode 24                 Perangkat ini tidak ada, tidak bekerja dengan baik, atau tidak memiliki semua driver yang diinstal
12.   Kode 28                 Driver untuk perangkat ini tidak diinstal
13.   Kode 29                 Perangkat ini dinonaktifkan karena firmware dari alat ini tidak memberikan sumber daya yang diperlukan
14.   Kode 31                 Perangkat ini tidak bekerja dengan benar karena Windows tidak dapat memuat driver yang diperlukan untuk perangkat ini
15.   Kode 32                 Seorang pengemudi (layanan) untuk perangkat ini telah dinonaktifkan. Sebuah driver alternatif dapat memberikan fungsi ini
16.   Kode 33                 Windows tidak dapat menentukan sumber daya yang diperlukan untuk perangkat ini
17.   Kode 34                 Windows tidak dapat menentukan pengaturan untuk perangkat ini. Konsultasikan dokumentasi yang disertakan dengan perangkat ini dan menggunakan tab Sumber Daya untuk mengatur konfigurasi
18.   Kode 35                 firmware sistem komputer Anda tidak termasuk informasi yang cukup untuk benar mengkonfigurasi dan menggunakan perangkat ini. Untuk menggunakan perangkat ini, hubungi produsen komputer Anda untuk mendapatkan firmware atau BIOS update
19.   Kode 36                 Perangkat ini meminta interupsi PCI tapi dikonfigurasi untuk interupsi ISA (atau sebaliknya). Silakan gunakan program pengaturan sistem komputer untuk mengganggu mengkonfigurasi ulang untuk perangkat ini
20.   Kode 37                 Windows tidak dapat menginisialisasi device driver untuk hardware ini
21.   Kode 38                 Windows tidak dapat memuat driver perangkat untuk hardware ini karena contoh sebelumnya dari device driver masih dalam memori
22.   Kode 39                 Windows tidak dapat memuat driver perangkat untuk hardware ini. Pengemudi dapat rusak atau hilang
23.   Kode 40                 Windows tidak dapat mengakses perangkat keras ini karena layanan utamanya informasi di registri hilang atau direkam secara tidak benar
24.   Kode 41                 Windows berhasil dimuat device driver untuk hardware ini tetapi tidak dapat menemukan perangkat keras
25.   Kode 42                 Windows tidak dapat memuat driver perangkat untuk hardware ini karena ada perangkat duplikat sudah berjalan di sistem
26.   Kode 43                 Windows telah berhenti perangkat ini karena telah melaporkan masalah
27.   Kode 44                 Aplikasi atau layanan telah mematikan perangkat hardware
28.   Kode 45                 Saat ini, perangkat keras ini tidak terhubung ke komputer
29.   Kode 46                 Windows tidak dapat mendapatkan akses ke perangkat keras ini karena sistem operasi adalah dalam proses mematikan
30.   Kode 47                 Windows tidak dapat menggunakan perangkat keras karena telah dipersiapkan untuk penghapusan aman, tapi belum dihapus dari komputer
31.   Kode 48                 Perangkat lunak untuk perangkat ini telah diblokir dari mulai karena diketahui memiliki masalah dengan Windows. Hubungi vendor hardware untuk driver baru
32.   Kode 49                 Windows tidak dapat mulai perangkat keras baru karena sarang sistem terlalu besar (melebihi Batas Ukuran Registry)
33.   Kode 52                 Windows tidak dapat memverifikasi tanda tangan digital untuk driver yang diperlukan untuk perangkat ini. Sebuah perangkat keras baru atau mengubah perangkat lunak mungkin telah menginstal file yang menandatangani salah atau rusak, atau yang mungkin perangkat lunak berbahaya dari sumber yang tidak diketahui
Read More..

Kode-Kode Error Pada PC

Berikut ini kode-kode komputer jika mengalami masalah atau error:

Code 1 : “This device is not configurate correctly”. Hal ini dikarenakan driver yang digunakan tidak cocok. Coba update atau install ulang driver untuk perangkat tersebut. Cara lain, coba buang device dari Device Manager. Tetapi, dengan membuang device berarti Anda men-disable penggunaan device tersebut.

Code 2 : Jika kode error ini muncul, artinya device loader tidak bisa membangunkan device yang bersangkutan. Ada dua macam pesan, tergantung dari device apa yang gagal. Jika device yang gagal adalah kelas Root Bus DevLoader seperti ISAPNP, PCI atau BIOS pesan yang muncul adalah “Windows Could not load the driver for this device because the computer is reporting two (nama device)”. Coba update BIOS.
Jika device tersebut bukanlah Root Bus DevLoader, maka pesan yang ditampilkan “The (nama device) device loader for this device could not load the device driver”. Coba update driver.

Code 3 : “The driver for this device may be bad, or your system may be running low on memory or order rescouces”. Coba buang device dan jalankan Add New Harware.

Code 4 : “This device is not working properly because one of its drivers may be bad or yaour registry may be bad”. File *.inf untuk device ini tidak benar atau registry rusak. Update driver atau kembalikan registry ke keadaan sebelumnya dengan menjalankan scanreg.exe.

Code 5 : “The driver for this device requested a resource that windows does not know how to handle”. Update- lah driver anda.

Code 6 : “Another device is using resources this device needs”. Ada konflik yang terjadi karena salah satu resources digunakan bersama oleh dua buah device. Jalankan Device Manager dan ubahlah setting resources untuk device tersebut dengan mengubah automatic setting menjadi manual. Atau bebaskan resources dari device yang tidak digunakan.

Code 7 : “The drivers for this device need to be reinstalled”. Buang device dari Device Manager dan jalankan Add New Hardware.

Code 8 : “This device is not working properly because windows cannot load the file (nama file) that loads the driver for the device”. Kode ini disebabkan device loader tidak ada. Jalankan Windows Setup menggunakan CD-ROM Windows Anda.
“This device is not working properly because Windows cannot find the file (nama file) that load the drivers for the device”. Klik [Reinstall Device] untuk meng-install ulang device.
“This device is not working properly because the file (nama file) that load the drivers for this device is bad. Device failure: Try changing the driver for this device. if that doesn’t work see your hardware documentation”. Cobalah update driver.

Code 9 : “This device is not working properly because the BIOS in your computer is reporting the resources for the device incorrectly”. Atau “This device is not working properly because the BIOS in the device is reporting the resources for the device incorrectly”. Cobalah update BIOS untuk mengatasi kode ini.

Code 10 : “This device is either not present, not working properly or does not have all the drivers installed”. Atau “This device cannot start”. Cobalah update driver atau cek device, apakah sudah terhubung dengan benar, kabel-kabel dan card sudah dipasang dengan benar. Jika sudah yakin benar, buanglah device dari Device Manager, restart, lalu coba jalankan Add New Hardware.

Code 11 : “Windows stopped responding while attempting to start this device and therefore will never attempt to start this device again”. Coba jalankan Automatic skip driver agent dari System Information. [Start] > [Program] > [Accessories] > [System Tools] > [Automatic skip driver agent].

Code 12 : “This device cannot find any free (tipe resources) resources to use”. Cobalah bebaskan resource seperti IRQ, DMA, I/O agar dapat digunakan oleh device tersebut.

Code 13 : “This device is either not present, not working properly, or does not have all the drivers installed”. Buang device dari Device Manager lalu jalankan Add New Hardware.

Code 14 : “This device cannot work properly until you restart your computer”. Restart komputer Anda, maka device yang baru di-install akan aktif.

Code 15 : “This device is causing a resource conflict”. Bebaskan resource agar dapat digunakan oleh device yang konflik.

Code 16 : “Windows could not identify all the resources this device uses”. Device tidak terdeteksi secara penuh Pada Device Manager, klik tab [Resources] untuk memasukkan setting secara manual. Lihat manual hardware Anda untuk ini.

Code 17 : “The driver information file (nama file .inf) is telling this child device to use a resource that the parent device does not have or recognize”. Buang device dari Device Manager dan jalankan Add New Hardware.

Code 18 : “The driver for this device need to be reinstalled”. Install ulang driver atau buang device dari Device Manager dan jalankan Add New Hardware.

Code 19 : “Ypur registry may be bad”. Jalankan Scanreg.exe untuk mengembalikan kondisi registry kepada keadaan yang sebelumnya.

Code 20 : “Windows could not load one of the driver for this device”. Update driver, atau buang device dari Device Manager dan Jalankan Add New Hardware.

Code 21 : “Windows is removing this device”. Restart komputer Anda.

Code 22 : “This device is disabled”. Enable device dari Device Manager. “This device is not started”. Pada tombol solusi akan muncul tombol [Start Device]. Klik tombol ini untuk menjalankan device. “This device is disabled. You can’t enable this device because it has been disabled by a windows driver”. Coba buang device dan jalankan Add New Hardware.

Code 23 : “This display adapter is functioning correctly”. Masalah ada pada display adapter utama. Perbaiki device ini. “The loaders for this device cannot load the required drivers”. Coba cek setting primary display adapter pada Display Properties di Control Panel. Buanglah primary dan secondary display adapter dari Device Manager lalu restart komputer.

Code 24 : “This device is either not present, not working properly, or does not have all the drivers installed. To have windows detect whether this device is present or not, click Detect Hardware”. Jika device-nya sudah plug and play coba update driver.

Code 25 : “Windows is in the process of setting up this device”. Coba restart komputer. Biasanya problem ini terjadi pada saat boot pertama dan kedua setelah Windows setup mengcopy semua file.

Code 26 : “Windows is in the process of setting up this device”. Restart komputer. Jika tidak membantu, buanglah device dari Device Manager dan jalankan Add New Hardware.

Code 27 : “Windows can’t specify the resources for tis device”. Buanglah device dari Device Manager dan jalankan Add New Hardware. Bebaskan resources yang tidak digunakan agar dapat digunakan oleh device yang lain.

Code 28 : “The drivers for this device are not istalled”. Device tidak terpasang secara komplit. Install ulang driver. Jika tidak membantu coba buang driver dari Device Manager dan jalankan Add New Hardware.

Code 29 : “This device is disable because the BIOS for the device did not give it any resources”. Dapat disebabkan oleh device yang tidak bekerja dengan benar atau di-disable oleh BIOS. Coba enable device tersebut dari BIOS.

Code 30 : “This device is using an Interrupt Request (IRQ) resource that is in use by another device and cannot be shared. You must change the conflicting setting or remove the real-mode driver causing the conflict”. Kode ini berarti bahwa IRQ tidak bisa dibagi (share). Buang real-mode driver yang menggunakan IRQ yang sama dengan device ini. Real mode driver dapat dijalankan pada Config.sys atau Autoexec.bat. Anda harus hati-hati dan teliti mengeset IRQ bila melakukannya secara manual.
Read More..

Bad Sector Pada Hardisk

 Saat anda mengoperasikan komputer anda, Anda mungkin menerima pesan kesalahan yang menunjukkan hard disk Anda mungkin mengandung bad sector. Kesalahan biasanya ditandai sebagai “CRC” atau “Cyclic Redundancy Error”". Beberapa file data Anda hilang, tidak dapat dibaca atau rusak dan tidak dapat untuk mengakses file dan folder tertentu. Ini mungkin merupakan penyebab masalah bad sector. Sektor adalah ruangan penyimpanan pada hard disk. Dan sektor buruk adalah sektor pada disk dimana data tidak dapat ditulis atau dibaca karena kerusakan fisik atau inkonsistensi paritas dalam pemeriksaan bit pada disk. Setiap data yang ditulis atau disimpan pada area yang mungkin hilang atau rusak. Data yang berada pada bagian sektor disk yang lain mungkin tidak terpengaruh dan disk masih dapat digunakan jika bad sectornya sedikit.
Ada beberapa penyebab Bad sector antaralain :
1. Melemahnya magnetik dari piringan hardisk dan kesalahan mekanis. Kemungkinan, daerah magnetik disk kehilangan magnet dan karenanya ketidakmampuan untuk menyimpan data.
2. Akibat dari guncangan atau getaran, dimana saat anda mengoperasikan komputer, dan saat hardisk sedang melakukan proses baca dan tulis, bila terjadi goncangan atau getaran, dapat menyebabkan head akan menggesek piringan dari hardisk sehingga menyebabkan goresan pada piringan, sehingga terjadi bad sector.
3. Daya listrik yang menurun secara tiba-tiba saat hardisk melakukan proses baca dan tulis, sehingga head akan terhenti mendadak dan bekerja mendadak saat daya listrik naik lagi secara tiba-tiba, dimana head dapat menggesek piringan hardisk
4. Akibat dari susunan file pada hardisk tidak teratur, sehingga head tidak teratur dalam membaca urutan file yang dibutuhkan sebuah aplikasi, yang lama-kelamaan head dapat menggesek plater dari hardisk dan mengakibatkan bad sector pada hardisk
Bad sector tersebut memiliki kecenderungan untuk menyebar dan biasanya tidak dapat diperbaiki. Ketika Bad sector menyebar, dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem ketika file sistem penting lainnya rusak. Data yang rusak ringan masih dapat diperbaiki dengan beberapa software.
Tanpa anda ketahui, bad sector juga bisa disebabkan oleh pemeriksaan Parity yang buruk saat menyalin bit pada disk. Pada hardisk modern data akan disimpan secara transparan dan akan menyimpan menyimpan Parity bit bersama-sama dengan data. Ketika data dibaca, bit paritas juga diambil dan dibandingkan untuk menjamin integritas data. Hal ini berlangsung tanpa sepengetahuan user. Ketika bit parity rusak untuk beberapa alasan, kemudian akan berakibat pada kesalahan bad sector. Dalam hal ini, melalui beberapa perangkat lunak pemulihan proprietary, ADRC benar-benar bisa memperbaiki bad sector tanpa kehilangan data dengan mengoreksi atau menulis ulang bit-bit Parity yang rusak pada disk.
Sangat sering bad sector dapat terjadi sebagai akibat dari head gagal dalam melakukan proses baca dan tulis. Ketika head gagal dapam proses membaca dan menulis dan menafsirkan sinyal magnetik normal, selain itu bad sector juga bisa terjadi karena tanda-tanda awal disk crash karena mengalami penurunan kinerja.
Solusi untuk Masalah Bad Sector Jika disk masih bekerja dengan baik, segera backup data penting untuk menghindari hilangnya data lebih lanjut. Jika sistem merespon kemacatan data saat anda mengcopy data yang penting itu berarti data anda ada tersimpan pada lokasi bad sector tersebut dan susah dikembalikan.
Umumnya, proses format penuh harus dapat “menutupi” bad sector atau mengalokasikan sektor buruk dalam tabel alokasi file. dan anda bisa terus menggunakan disk sementara sistem operasi akan memperhatikan lokasi bad sector dan menghindari sector tersebut.
Utilitas lain seperti CHKDSK umum yang disediakan oleh Sistem Operasi Windows dapat membantu untuk mendeteksi dan menandai bad sector. Selama scan pada permukaan piringan hardisk, head akan mencoba untuk menulis data ke sektor itu dan kemudian membaca kembali apakah bekerja atau tidak. Jika proses baca dan tulis tidak dapat dilakukan, sektor ini ditandai sebagai bad sector karena tidak dapat digunakan. Sistem operasi akan mencatat sektor tertentu dan menghindari pemakaian sektor tersebu. Setelah itu, bad sector akan dipetakan ke sektor khusus pada drive yang disediakan.
Untuk memeriksa bad sector pada hardisk, anda dapat melakukannya dengan cara :
1. Double klik My Computer, kemudian klik kanan partisi hardisk anda, contohnya C, D atau E yang ingin anda periksa.
2. Kemudian Klik Properties, Lalu klik tombol Tools.
3. Selanjutnya klik Check now.
4. Bila anda temukan Bad sector pada hardisk anda, bagaimana cara memperbaikinya?
Bila bad sector pada hardisk anda masih bad sector yang ringan anda dapat memperbaikinya dengan cara :
1. Menggunakan fasilitas check now diatas, dan pilih fasilitas repair
2. Menggunakan beberapa software seperti HDD Regenerator, atau software Low Level Format
Bila bad sector sudah banyak maka siap-siap anda harus membackup data anda dan membeli hardisk baru

Read More..